BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan
suatu ilmu yang mempelajari mikroorganisme, dimana keberadaan ilmu ini tidak
lepas dari dukungan alat – alat laboratorium yang berguna sebagai langkah awal
dan sarana utama dalam mempelajari mikroorganisme.
Hal tersebut menjadikan alat – alat laboratorium menjelma menjadi komponen yang
utama dalam segala kegiatan pengamatan serta penelitian dalam
Mikrobiologi.
Keterbelakangan pengetahuan dan
pengadaan akan alat – alat laboratorium mejadi salah satu faktor utama
keterlambatan perkembangan mikrobiologi di negara ini. Di sisi lain rasa haus
akan perkembangan Mikrobiologi menuntut agar segera terselenggaranya alat –
alat laboratorium yang lengkap dan berkualitas sehingga memudahkan serta
melancarkan kegiatan Mikrobiologi, khususnya pada kegiatan praktikum.
Hal tersebut melahirkan suatu
pernyataan bahwa perlu adanya sosialisasi akan nama, fungsi dan cara penggunaan
alat – alat laboratorium, khususnya alat – alat laboratorium yang mendukung
praktikum Mikrobiologi. Maka dengan terlaksananya pengenalan alat – alat
laboratorium mikrobiologi bagi para praktikan, diharapkan kegiatan praktikum
Mikrobiologi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
1.2
Tujuan
1. Praktikan mampu mengetahui jenis – jenis alat,
spesifikasi, kegunaan dan cara kerja serta cara mengoperasikan alat – alat yang
ada di dalam laboratorium Mikrobiologi.
2. Praktikan
mampu mengetahui komponen – komponen mikroskop dan fungsi masing – masing
komponen serta cara pemakaian mikroskop.
3. Praktikan
mampu memahami bermacam – macam teknik sterilisasi.
4. Praktikan
mampu mengoperasikan alat – alat sterilisasi.
5.
Praktikan
mampu memahami mengenai bermacam – macam media.
6.
Praktikan
mampu membuat media.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengenalan Alat
A.
Spatula
Spatula
adalah alat ntuk
mengaduk media saat pembuatan media untuk menghomogenkan bahan yang digunakan
dengan air. Alat ini berbahan stainles stell dan juga gelas kaca sehingga tidak
akan karat atau mengalmi korosi.
2.2
Teknik Akseptis
Ada
beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir
dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran
serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
tekhnik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya.Pemahaman mengenai
teknik dasar dalam praktikum mikrobiologi, seperti pengenalan ose serta cara
menggunakannya, dan teknik plating sehingga seorang praktikan dapat melakukan
praktikum mikrobiologi yang sesuai dengan kaidah serta ketentuan yang berlaku
merupakan hal yang terpenting.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri
dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar,
1986). Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan
harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut.
Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik
(Buckle, 1987). Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain,
seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan
yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan
tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan
untuk menanam suatu spesies terdapat beberapa cara yaitu:
1. Penanaman dengan penggoresan
Cara ini untuk mengasingkan kuman
agar didapatkan biakan murni.
2. Penanaman lapangan
Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakteriofage dan uji
kepekaan terhadap antibiotik.
3. Biakan agar tabung
Biasanya dipergunakan untuk
menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk aglutinasi gelas alas.
4. Biakan tusukan
Biasanya dipergunakan untuk
menunjukan adanya pencairan gelatin dan mempertahankan biakan baru.
5. Biakan agar tuang
Menunjukan jumlah koloni mikroba
hidup yang terdapat pada suspensi.
6. Biakan cairan
Kegunaannya untuk menunjukan biakan yang banyak dan
cepat. Kerugiannya adalah tidak dapat membiat biakan murni dari bahan yang
mengandung berbagai mikroorganisme.
Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara yang
dapat dilakukan yaitu:
1.
Pengenceran
2.
Penuangan
3.
Penggesekan untuk menumbuhkan mikroba anaerob
2.3
Pembuatan Media
Dasar makanan yang paling baik
bagi bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan
daging, sayur-sayuran, sisasisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh
manusia. Bentuk, Susunan dan Sifat Media Bentuk media ditentukan oleh ada
tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar, gelatin dan sebagainya. Dikenal
tiga bentuk media :
1. Media
cair (kaldu cair) : tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk bakteri
dan ragi.
2. Media
padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang dipergunakan untuk
pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur.
3.
Media semi padat atau
semi cair : penambahan zat padat 50%, dipergunakan
untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau
fakultatif. Susunan media : Mengandung air, protein, asam amino, energi dan
vitamin.
Dapat
berbentuk :
1. Media alami : disusun oleh bahan alami,
kentang, dagimg, susus, telur dan lain-lain.
2.
Media sintetik, disusun
dari senyawa kimia
3.
Media semi sintetis :
media yang disusun berdasarkan campuran bahan alami dan bahan sintetis. Kaldu
nutrisi untuk pertumbuhan bakteri terdiri dari pepton, ekstrak daging, NaCl dan
aquades. Agar toge untuk pertumbuhan jamur/ ragi dan agar wortel untuk
pertumbuhan ragi dan beberapa jenis jamur.
Sifat Media : tujuan lain
penggunaan media yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi dan diferemsiasi biakan
yang didapat, artinya penggunaan zattertentu yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembang biakan. Setiap media mempunyai sifat (spesifikasi)
tersendiri sesuai dengan maksudnya. Pembagian media berdasarkan sifat :
1. Media
umum, contoh nutrien agar, dan agar kentang dekstrosa.
2. Media
pengaya
Media
yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair
dan kaldu agar.
BAB III
METODELOGI
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum
Kelautan,
Tembalang.
3.2
Alat dan Bahan
1.
Cawan petri
2.
Kaca preparat
3.
Labu Erlenmeyer
4.
Spatula
5.
Spatula batang pengaduk
6.
Tabung reaksi
7.
Tabung Durham
8.
Pipet Gondok
9.
Auto clave
10. Bunsen
11. Oven
12. Inkubator
13. Laminar air flow
14. Spray
15. Jarum
Ose
16. Splider
17. Bidder
18. Kompor
listrik
19. Mikroskop
20. Shaker
21. Water
bath
22. Timbangan
analitik
23. Shaker
24. Mikro
pipet
1.
Aquades
2.
Alkohol
3.
Sampel bakteri
4.
Media agar miring
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Pengenalan Alat
1.
Alat – alat gelas :
2.
Alat – alat sterilisasi :
3.
Alat – alat inokulasi :
4.
Alat – alat lain :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
4.1.1. Alat – Alat
Gelas
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Tabung Reaksi
|
Untuk mengkultur bakteri
|
|
2.
|
Tabung Durham
|
Untuk
mengetahui respirasi bakteri
|
|
4.
|
Labu Erlenmeyer
|
Wadah untuk
pembuatan media bakteri
|
|
5.
|
Cawan Petri
|
Untuk mengkultur bakteri khusus media padat
|
|
6.
|
Pipet Tetes
|
Untuk mengambil media cair
|
|
7.
|
Pipet micro
|
Mengambil microba
|
|
8.
|
Spatula
|
Untuk mengaduk media saat
pembuatan media untuk menghomogenkan bahan yang digunakan dengan air
|
|
9.
|
Pippet
Gondok
|
Untuk mengambil media cair
|
|
10.
|
Gelas
ukur
|
Untuk mengambil/mengukur media cair yang akan
digunakan
|
|
11.
|
Gelas
Beker
|
Tempat media cair
|
4.1.2.
Alat – Alat Sterilisasi
1.
|
Laminar Air Flow
|
Alat sterilisasi yang membantu kerja dalam praktikum
mikrobiologi
|
|
2.
|
Sentrifuge
|
||
3.
|
Inkubator
|
|
|
4.
|
Water bath
|
Mereaksikan
reaksi kimia dalam suhu tinggi untuk mempercepat pertumbuhan bakteri
|
|
5.
|
Oven
|
Mengurangi kadar air setelah sterilisasi
|
|
6.
|
Bunsen
|
Menciptakan daerah yang steril di sekitar tempat
kerja praktikum
|
4.1.3. Alat – Alat
Inokulasi
1
|
Jarum Ose
|
Untuk menanam bakteri ke dalam media
dengan cara menggores
|
||||
2
|
Spreader
|
Untuk menanam bakteri dengan cara
meratakan
|
||||
3
|
Auto clave
|
Mensterilisasi baik media maupun alat
dengan metode basah
|
4.1.4. Alat – Alat
Lain
1.
|
Shaker
|
untuk
menghasilkan sensasi guncangan pada bakteri yang dikultur sehingga dapat
memicu pertumbuhan bakteri
|
|
2.
|
Bleader
|
untuk memudahkan dalam
meratakan bakteri
|
|
3.
|
Timbangan Analitik
|
Menimbang media
|
|
4.
|
Mikroskop
|
Membantu dalam pengamatan bakteri dengan perbesaran
yang kita inginkan
|
|
5.
|
Hot plate
|
Memanaskan objek media
|
|
6.
|
Colony Counter
|
Menghitung microba
|
4.1.5. Pembuatan
Media
·
Pepton 0.5 gram
·
Ekstrak yeast 0.1 gram
·
Fe PO4 0. 001 gram
·
Agar 1. 51
gram
·
Agar Seawater sampai 100
ml
·
pH 7. 5 –
7. 8
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1. Alat – Alat
Gelas
1. Cawan petri, berfungsi sebagai
tempat kultur bakteri. Alat ini berwarna bening bertujuan agar media/ bakteri
yang kita amati dapat terlihat dengan jelas. Cawan petri terdiri dari dua
bagian dimana bagian yang besar dinamakan cover sedangkan bagian yang kecil
dinamakan bottom. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam kondisi
steril, proses sterilisasi sendiri dapat dilakukan baik dengan cara teknik
basah maupun teknik kering, hal ini bertujuan supaya pada cawan petri tidak
terdapat bakteri sehingga saat melakukan percobaan tidak terjadi kontaminasi.
2. Tabung reaksi, berfungsi sebagai
tempat penanaman kultur dimana bakteri sudah dalam bentuk koloni dan sudah
dalam kondisi yang steril. Alat ini berbentuk pipa berbahan kaca yang berukuran
±
10-15cm. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam suasana dan kondisi
steril. Adapun untuk melakukan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara teknik
basah ataupun teknik kering serta melakukan segala aktifitas di sekitar Bunsen.
3. Tabung Durham, berfungsi sebagai
alat untuk mengetahui respirasi bakteri. Tabung ini berbahan kaca bening dan
berukuran kecil ± 3-5cm. Adapun cara pengoperasiannya yaitu, tabung Durham yang
terlebih dahulu sudah dalam kondisi steril dimasukkan suatu larutan , kemudian tabung tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang sebelumnya sudah dalam keadaan steril dan telah diisi oleh
suatu cairan dimana posisi tabung Durham terbalik yaitu mulut tabung Durham
berada di bawah. Ciri bahwa bakteri melakukan respirasi adalah ketika tabung
Durham mengeluiarkan gelembung-gelembung kecil.
4. Spatula,
berfungsi sebagai alat untuk mengambil bahan–bahan media. Alat ini berbahan
kaca dan logam alumunium. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam
suasana dan kondisi steril serta berada dalam lingkungan yang steril karena
digunakan untuk mengambil bahan–bahan media kultur. Adapun untuk melakukan
sterilisasi dapat dilakukan dengan cara teknik basah ataupun teknik kering
serta melakukan segala aktifitas di sekitar Bunsen.
5. Batang pengaduk, berfungsi
sebagai alat untuk mengaduk media agar menjadi homogen. Alat ini terbuat dari
kaca dan berukuran ± 15cm.
6. Pipet Gondok, berfungsi untuk
mengambil media dengan takaran atau sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Sebelum alat ini digunakan, keadaan alat ini harus steril, adapun cara
pengoperasiannya yaitu alat ini terdiri dari tiga tombol pada bagian gondok
yang terbuat dari karet dimana masing–masing tombol memiliki fungsi yang
berbeda–beda, antara lain:
a. Tombol yang berada pada percabangan paling atas,
berfungsi untuk mengambil media caranya cukup dengan menekan, dengan
mengempiskan gondok terlebih dahulu.
b. Tombol yang berada pada percabangan ditengah bagian
gondok, berfungsi untuk mengempiskan bagian gondok pipet. Setelah dikempiskan
barulah media dapat diambil sesuai dengan takaran yang diinginkan dengan
melihat ukuran pada bagian pipa pada pipet.
c. Tombol pada bagian bawah gondok, berfungsi untuk
mengeluarkan media, dengan cara menekanya, maka secara otomatis media pada
pipet akan keluar dengan sendirinya.
7. Labu
Erlenmeyer, berfungsi membantu membuat media kultur. Alat ini berbahan kaca dan
memiliki skala, tapi skala ini bukan untuk mengukur.
8. Kaca preparat, berfungsi sebagai
tempat bakteri ketika pengecatan gram pada saat pengamatan dengan menggunakan
mikroskop. Alat ini berbahan kaca berbentuk pipih persegi panjang. Dalam
penggunaannya bakteri yang siap untuk diamati ataupun siap untuk dicat
diletakkan dengan mikro pipet di atas kaca preparat sehingga kaca preparat siap
untuk digunakan di bawah mikroskop.
4.2.2. Alat – Alat
Sterilisasi
1. Disinfektan adalah alat
sterilisasi praktis dan serbaguna yang berisi alkohol 70 %. Dalam penggunaannya
alat ini cukup mudah, yaitu dengan menyemprotkan alat ini ke benda, alat – alat
laboratorium, tangan praktikan dan meja kerja/lingkungan praktikan yang
diyakini terkontaminasi oleh bakteri.
2. Bunsen adalah alat berupa lampu
berbahan bakar spirtus yang menghasilkan panas sehingga alat-alat yang berada
disekitarnya menjadi steril.. Alat ini mudah cara penggunaannya cukup dengan
menyalakan api di ujung sumbunya maka alat ini siap dipakai dalam proses
sterilisasi khususnya pada alat – alat laboratorium berbahan baku gelas,
sedangkan untuk mematikannya cukup dengan menutup ujung sumbu dengan penutup
alat ini.
3. Oven adalah alat untuk mengurangi
kadar air alat–alat laboratorium pasca disterilisasi oleh auto clave dengan
menggunakan teknik basah. Dalam penggunaannya alat ini cukup mudah, yaitu
dengan memasukkan alat–alat laboratorium yang telah disterilisasi dan menutup
pintu oven dengan rapat, kemudian tekan tombol ON. Suhu maupun lamanya waktu
pengovenan, dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
4. Inkubator adalah alat untuk
melakukan sterilisasi alat–alat laboratorium pada saat penanaman bakteri pada
suhu 37°C selama satu jam. Alat ini
digunakan dengan metode teknik kering (171° C) , dalam penggunaannya
alat ini cukup mudah, yaitu dengan memasukkan alat– alat laboratorium yang
telah disterilisasi dan menutup pintu inkubator dengan rapat, kemudian tekan
tombol ON. Suhu maupun lamanya waktu proses inkubasi dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
5. Laminar air flow adalah alat untuk menciptakan
suasana steril ketika melakukan aktifitas yang mengharuskan dalam kondisi
steril. Alat ini berbentuk balok yang tertutup rapat dan pada satu sisinya
terdapat lubang untuk memasukkan alat–alat laboratorium dan pada sisi yang sama
terdapat lubang yang dilengkapi dengan sarung tangan. Dalam penggunaannya alat ini cukup mudah,
yaitu dengan memasukkan alat–alat laboratorium yang telah disterilisasi ke
dalam salah satu lubang pada alat ini, kemudian kedua tangan praktikan
dimasukkan ke dalam sarung tangan yang terdapat pada salah satu sisi Laminar
air flow dengan begitu aktifitas di dalam
laminar air flow dapat dikerjakan.
6. Auto clave adalah alat berbentuk
ember yang berfungsi untuk sterilisasi dengan teknik basah, kisaran suhu pada
alat ini 121°C - 126°C. Alat ini mudah cara penggunaannya, cukup dengan
memasukkan alat–alat laboratorium yang ingin disterilisasikan ke dalam alat ini
dimana sebelumnya alat–alat laboratorium tersebut sudah dibungkus dengan
kertas. Kemudian diisi dengan air dan ditutup rapat–rapat dan dipanaskan di
atas kompor ataupun menggunakan listrik hingga beberapa jam.
Pada dasarnya alat–alat disterilitasi bertujuan untuk
meminimalisir bahkan menghilangkan adanya kontaminasi bakteri terhadap
alat-alat yang akan digunakan pada saat kultur bakteri. Karena hal ini dapat
menimbulkan perubahan komposisi di dalam kultur bakteri sehingga mempengaruhi
hasil akhir yang didapat.
Pada alat sterilisasi seperti Auto clave, alat ini
memanfaatkan tekanan tinggi dan panas akibat pemanasan oleh api kompor ataupun
listrik, untuk menghasilkan kondisi yang steril pada alat–alat laboratorium.
Proses sterilisasi dengan alat ini menggunakan air sebagai konduktornya, oleh
karena itu sterilisasi dengan alat ini dinamakan teknik sterilisasi basah
karena pasca dilakukan sterilisasi, alat – alat laboratorium selain dalam
kondisi yang steril alat – alat tersebut juga dalam keadaan basah. Kemudian pada Bunsen, alat ini menghasilkan
radiasi panas di sekitarnya sehingga terbentuklah area steril di sekitarnya
dimana mikroorganisme yang berada di sekitarnya akan mati karena radiasi panas
yang dihasilkannya.
Pada inkubator, alat ini memanfaatkan energi listrik
sebagai sumber energinya dan suhu tinggi
yang dihasilkannya yaitu sekitar 171°C, dimana waktu yang digunakan minimal
satu jam. Setengah jam pertama berfungsi sebagai pemanasan pada alat – alat
laboratorium sedangkan setengah jam selanjutnya sebagai sterilisasi pada alat –
alat laboratorium. Sterilisasi dengan menggunakan alat ini dikenal dengan tekni
sterilisasi kering Karena pasca sterilisasi alat – alat laboratorium selain
sudah dalam kondisi yang steril, alat – alat tersebut juga dalam keadaan
kering. Pada oven, alat ini meggunakan listrik sebagai sumber energinya dimana
menghasilkan panas sesuai ukuran yang diinginkan. Alat ini berfungsi untuk
mengurangi kadar air pada alat – alat laboratorium pasca teknik sterilisasi
basah.
Kemudian pada laminar air flow, alat ini menghasilkan
kondisi yang steril di dalamnya karena tertutup rapat oleh sekat – sekat
penutup. Alat ini digunakan ketika melakukan segala aktifitas praktikum yang
menuntut sterilisasi di berbagai lininya. Kemudian pada spray, alat ini
menghasilkan suatu kondisi yang steril ketika dilakukan penyemprotan terhadap
benda apapun, karena mengandung alkohol 70% yang dapat membunuh bakteri.
4.2.3. Alat – Alat
Inokulasi
1. Jarum Ose : alat
untuk menanam bakteri, biasanya pada media padat. Adapun pengoperasiannya yaitu
jarum Ose digunakan untuk mengambil bakteri pada media padat. Kemudian media
padat tersebut dicungkil ketika memang diyakini terdapat koloni bakteri,
setelah itu, digoreskan ke dalam tabung
reaksi secara berturut – turut. Dan untuk menjaga kondisi steril alat ini,
dalam penggunaannya dipanaskan terlebih dahulu hingga batang besi berwarna adat
berwarna merah.
2.
Spreader adalah alat untuk meratakan bakteri pada saat menanam bakteri
ketika cawan petri diputar di atas breeder. Adapun dalam pengoperasiannya alat
ini harus dalam keadaan steril, salah satu cara agar mendapatkan kondisi yang
steril yaitu memanaskan alat ini pada Bunsen.
Pada jarum ose, alat ini terbuat
dari gelas dan kawat dimana bagian gelasnya sebagai genggaman tangan sedangkan
bagian kawatnya sebagai penggores pada media. Alat ini digunakan pada saat
kultur bakteri yaitu ketika memindahkan bakteri dari cawan petri kemudian
menggoreskannya pada tabung reaksi yang sudah disiapkan. Pada prinsipnya
aktifitas di atas harus selalu di sekitar Bunsen sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kontaminasi oleh bakteri. Kemudian pada spreader, alat ini berperan
membantu dalam proses perataan bakteri pada permukaan cawan petri ketika
dilakukan pemutaran oleh breeder.
4.2.4. Alat – Alat
Lain
1. Breeder adalah alat yang
digunakan saat membantu menanam bakteri dimana cawan petri diletakkan di
atasnya kemudian diputar secara manual dengan tangan kemudian dilakukan
pemerataan bakteri pada permukaan cawan petri dengan menggunakan splider
2. Kompor listrik adalah alat untuk
memanaskan media dimana membantu dalam proses percampuran sehingga media
menjadi homogen. Sumber tenaga alat ini adalah listrik dan suhu dapat ditentukan sedemikian rupa sesuai dengan
keinginan.
3. Mikroskop adalah alat untuk
mengamati bakteri ataupun mikroorganisme dengan perbesaran yang diinginkan.
Alat ini terdiri dari dua lensa optik, yaitu lensa okuler dan lensa binokuler.
Sumber cahaya berasal dari lampu berenergi listrik ataupun dari cahaya
matahari.
4. Shaker adalah alat untuk menghasilkan
sensasi guncangan pada bakteri yang dikultur sehingga dapat memicu pertumbuhan
bakteri. Adapun cara pengoperasiaannya cukup dengan menekan tombol yang
tersedia maka sensasi guncangan pun terjadi dengan otomatis.
5. Water bath. adalah alat untuk
mereaksikan reaksi kimia. Adapun cara
pengoperasiannya cukup dengan memasukkan media cair yang akan dipanaskan
ke dalam alat ini kemudian tutup rapat dan mekanisme alat pun mulai diaktifkan.
Alat ini membutuhkan listrik dalam pengoperasiaannya.
6. Timbangan analitik adalah alat
untuk menimbang bahan – bahan pembuat media terdiri dari beberapa tombol
setting seperti tombol zero. Adapun cara
pengoperasiannya, yaitu bahan – bahan pembuat media di letakkan di atas
permukaan timbangan, diusahakan ketika penimbangan berlangsung pengaruh dari
luar seperti angin diminimalisirkan karena akan berpengaruh terhadap nominal
yang akan di tampilakan pada layar.
7. Pipet micro : alat untuk mengambil kultur yang berukuran
mikro dan media cair. Pada ujung mikro pipet terdapat bagian runcing yang
terbuat dari plastik yang dinamakan tip agar memudahkan dalam pengambilan media
cair dan bakteri yang bersifat mikro. Adapun cara pengoperasiannya, yaitu mula – mula
ditentukan berapa banyak bakteri ataupun media cair yang akan diambil. Penentuan kuantitas sampel
yang diambil dapat ditentukan pada satter yang berada pada bagian tengah pipet.
Setelah itu tekan tombol besar yang berada di ujung pipet sekali saja maka
secara otomatis sampel akan terambil oleh pipet sesuai dengan kuantitas yang
diinginkan. Jika ingin mengeluarkan sampel dari pipet cukup dengan menekan
tombol besar pada ujung pipet kuat – kuat hingga habis maka dengan otomatis
pula sampel akan keluar dari pipet.
Pada intinya alat –
alat ini amat berperan pada kegiatan praktikum karena memudahkan kegiatan
praktikum. Pada mikroskop, alat ini berperan dalam pengamatan mikroorganisme
yang akan dikultur karena terdapat lensa pengamat yang dapat di atur sesuai
dengan ukuran sehingga bakteri yang berukuran mikro dapat terlihat jelas.
4.2.5. Pembuatan
Media
Media ini dibuat
menggunakan Natrium(Na) Agar, yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan media
yaitu pengukuran bahan-bahan pembuat media harus dilakukan secara teliti dan
cermat dan kondisi steril pada seluruh alat – alat yang digunakan selama proses
pembuatan media ini. Media yang dibuat merupakan media yang tersusun oleh air
laut dimana bakteri yang akan dikultur nanti merupakan bakteri air laut. Media
yang dihasilkan haruslah homogen, jika terjadi pengendapan, media dipanaskan
kembali dan diaduk–aduk beberapa saat hingga media menjadi homogen kembali.
Media ini digunakan dengan cara menuangkan kedalam tabung reaksi ataupun
kedalam cawan petri, pada taung reaksi media ini akan ditanam miring sehingga di sebut media miring. Jika pada
caawan petri, media hanya ditanam biasa. Setelah media itu ditanam, selanjutay
didiamkan agar mengeras dan berbentuk agar. Pada peletakn media di cawan petri
jagan sampai terjadi pengembunan. Karena akan mempengaruhi bakteri yang akan ditanam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Terdapat kurang lebih 20 alat
yang digunakan dalam praktikum
2.
Terdapat 3 media yang digunakan
yaitu: zobell, marine yeast, dan marine fungi.
3.
Praktikan dan meja kerja
sangatlah penting sehingga harus dalam kondisi steril
4.
Dalam penggunaan alat-alat dan
media praktikum haruslah steril
5.
Gunakan perlengkapan praktikum
dengan kumplit, seperti masker hingga sarung tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM
bagian Mikrobiologi, Yogyakarta.
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Pelezar, M.J. 1986. Dasar-dasar
Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar
Sinanti, Jakarta.
www.educational-lab-equipments.com/product (di
ambil pada 20/11/2011 at 22:18 WIB)
www.uklabs-direct.co.uk/assets/applets (di ambil
pada 20/11/2011 at 22:18 WIB)
www.indobiogen.or.id/images/alat_otoklaf.jpg (di
ambil pada 20/11/2011 at 22:18 WIB)
www.mbss.org (di ambil pada 20/11/2011 at
22:18 WIB)
www.online-construction-equipment.com
(di ambil pada 20/11/2011 at 22:18 WIB)
www.dragon-med.com (di ambil pada 20/11/2011 at
22:18 WIB)
Download : http://www.mediafire.com/?1fb8bk4o3q85qjk
Download : http://www.mediafire.com/?1fb8bk4o3q85qjk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar