LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAUT
MODUL
III
STERILISASI,
PEMBUATAN MEDIA, PENGENCERAN,ISOLASI(PENANAMAN MIKROBA) DAN PENGAMATAN
Oleh :
Topan
Eka Prasty
26020110110002
Asisten :
Dindan
Andini P
K2D 007 027
PROGRAM
STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mikrobiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik
yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai
ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan
pertolongan mikroskop. Dalam
teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya
dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat
diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk
menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga
penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan
sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika
jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau
menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya.
Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros =
kecil/sangat kecil; bios = hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk,
kehidupan, sifat, dan penyebaran organisma yang termasuk golongan mikroba
(jasad renik). Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga
tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Walupun sudah agak lama dikenal,
namun dunia mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menemukan
sebuah alat yang disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van Leeuwenhoek
(1632-1723).
Mikrobiologi
adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari mikroba yang
memerlukan ilmu pendukung seperti kimia, fisika, dan biokimia.Oleh karena
itu,sebelum melakukan praktikum ini,praktikan sudah dipastikan lulus dalam mata
kuliah pendukung tadi.Mikrobiologi adalah kajian organisme yang terlalu kecil
untuk dapat dilihat dengan jelas menggunakan mata telanjang; kajian ini
mencakup virus,bakteri, archaea, protozoa, algae, dan jamur.
Dalam
mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,
macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme
mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi
terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah
berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi,
mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya
yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut
kemanfaatannya.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun
tujan dari praktikum Mikrobiologi Laut Modul
3 ini adalah :
·
Praktikan memahami dan dapat mengoperasikan alat-alat sterilisasi.
·
Praktikan memahami teknik dalam pembuatan media.
·
Praktikan memahami cara melakukan
pengenceran dan untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dari tiap tabung
pengenceran.
·
Praktikan memahami cara melakukan isolasi.
·
Praktikan memahami cara pengamatan bakteri dengan benar.
1.3
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang diharapkan setelah
praktikum ini adalah :
·
Praktikan mampu mengoperasikan
teknik dan alat-alat sterilisasi.
·
Praktikan mampu membuat media.
·
Praktikan mampu melakukan
pengenceran.
·
Praktikan mampu mengisolasi biakan
murni bakteri.
·
Praktikan mamp melakukan spreading
dengan benar.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Miroba
Segala
jasad hidup yang berukuran kecil disebut mikroba / mikroorganisme / jasad
renik. Disedut jasad renik karena ukurannya yang kecil (kurang dari 0,1 mm),
sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, umumnya hanya dapat dilihat dengan
alat pembesar atau mikroskop, ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat
dilihat tanpa alat pembesar, pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi.
Penggolongan
Mikroba diantara Jasad Hidup.Secara klasik jasad hidup hanya digolongkan
menjadi dua macam, yaitu dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang
(animalia). Dalam penggolongan klasik ini, mikroorganisme sulit dimasukan
diantara kedua golongan tersebut, hal ini dikarenakan mikroba mempunyai ukuran
yang sangat kecil, dan kadang mempunyai sifat seperti tumbuhan dan hewan
sehingga mikroba tidak dapat dimasukkan diantara keduanya.
Menurut
Haeckel, Berdasarkan perbedaan organisasi selnya, dunia tumbuhan (plantae) dan
dunia binatang (animalia) dibedakan dengan protista. Protista untuk menampung
jasad yang tidak dapat dimasukkan pada golongan plantae dan animalia. Protista
terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur atau fungi, dan bakteri yang
mempunyai sifat uniseluler, sonositik, atau multiseluler tanpa diferensiasi
jaringan.
Mikroba
di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen.
a.Jasad Produsen
Menghasilkan
bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang
berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik.
b.Jasad Konsumen
Menggunakan
bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh: protozoa
c. Jasad Redusen
Menguraikan
bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia
(mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur
kimia. Contoh: bakteri dan jamur (fungi).
Sel
mikroba ukurannya sangat kecil yang merupakan satuan struktur biologi. Banyak
mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas
kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel
(multiseluler) yang umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau
kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna.
Setelah
ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup,
sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad,
yaitu:Prokariota (jasad prokariotik/primitif), yaitu jasad yang perkembangan
selnya belum sempurna.Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan
selnya telah sempurna.
2.2
Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah
sebuah cabang dari ilmu biologi
yang mempelajari mikroorganisme.Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga
mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi
merupakan Salah satu cabang biologi yang menelaah mengenai organisme hidup
berukuran mikroskopis yang meliputi virus, bakteri, archaea, protozoa, algae,
dan fungi.
Beberapa
mikroba (algae dan fungi) yang berukuran cukup besar dan dapat dilihat dengan
mata telanjang, tetapi masih dimasukan dalam kajian mikrobiologi, karena teknik
yang sama (isolasi, sterilisasi, dan penumbuhan pada media artifisial)
digunakan untuk mempelajarinya(http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi).
2.3 Sejarah Perkembangan
Mikrobiologi
- Penemuan Animlaculus
Awal terungkapnya dunia mikroba adalah
dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan
tersebut masih sangat sederhana,dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang
sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya
antara 50-300 kali.Leeuwenhoek melakukan pengamatan tentang struktur
mikroskopis biji, jaringan tumbuhan dan invertebrata kecil, tetapi penemuan
yang terbesar adalah diketahuinya dunia mikroba yang disebut sebagai
“animalculus” atau hewan kecil. Animalculus adalah jenis-jenis mikroba yang
sekarang diketahui sebagai protozoa, algae, khamir, dan bakteri(Schlegel, H.G., 1986).
B. Teori Abiogenesis dan Biogenesis
Penemuan animalculus di alam,
menimbulkan rasa ingin tahu mengenai asal usulnya. Menurut teori abiogenesis,
animalculus timbul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati. Doktrin abiogenesis
dianut sampai jaman Renaissance, seiring dengan kemajuan pengetahuan mengenai
mikroba, semakin lama doktrin tersebut menjadi tidak terbukti.Sebagian ahli
menganut teori biogenesis, dengan pendapat bahwa animalculus terbentuk dari
“benih” animalculus yang selalu berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat
tersebut maka penganut teori ini mencoba membuktikan dengan berbagai percobaan.Fransisco
Redi (1665), memperoleh hasil dari percobaannya bahwa ulat yang berkembang biak
di dalam daging busuk, tidak akan terjadi apabila daging tersebut disimpan di
dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging. Percobaan lain yang
dilakukan oleh Lazzaro Spalanzani memberi bukti yang menguatkan bahwa mikroba
tidak muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu ternyata pemanasan
dapat menyebabkan animalculus tidak tumbuh. Percobaan ini juga dapat menunjukkan
bahwa perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas menyebabkan
terjadinya perubahan kimiawi pada bahan tersebut.
C.
Penemuan Bakteri Berspora
John Tyndall (1820-1893), dalam suatu
percobaannya juga mendukung pendapat Pasteur. Cairan bahan organik yang sudah
dipanaskan dalam air garam yang mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam
ruangan bebas debu, ternyata tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam waktu
berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan maka akan terjadi pembusukan.
Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil (tidak tahan pemanasan,
saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada bakteri (sangat
tahan terhadap panas). Dari penyelidikan ahli botani.Jerman yang bernama
Ferdinand Cohn, dapat diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase
termoresisten, bakteri dapat membentuk endospora.Dengan penemuan tersebut, maka
dicari cara untuk sterilisasi bahan yang mengandung bakteri pembentuk spora,
yaitu dengan pemanasan yang terputus dan diulang beberapa kali atau dikenal
sebagai Tyndallisasi. Pemanasan dilakukan pada suhu 100oC selama 30 menit,
kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3
kali. Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih hidup akan
berkecambah membentuk fase pertumbuhan / termolabil, sehingga dapat dimatikan
pada pemanasan berikutnya(Schlegel,1986).
Era
Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek
Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723),
seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Belanda.Pada
tahun 1684,van Leeuwenhoek
menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk mengamati
berbagai mikroorganisme
dalam bahan alam.Mikroskop yang digunakan
Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan
spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam.Alat itu dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus.Dengan alat
itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang
dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas.Beliau
menemukan bakteri di tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion).Van Leeuwenhoek
melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang
dipublikasikan dalam bahasa Inggris
pada tahun 1684.Ilustrasi van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya
dikenal dengan nama "wee animalcules".
Ilustrasi dari mikroskop yang
digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa objektif dipasang di ujung
tuas pengatur, dengan fokus pada spesimen
menggunakan lensa tunggal.
Era Robert Koch
Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab
penyakit yang dapat menularkan penyakit.Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen
yang dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti.Robert Koch (1842-1910),
seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan
antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan
menyertakan bukti eksperimental.Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai
Postulat Koch dan kini menjadi standar emas penentuan penyakit menular.
2.4
Bakteri dan Virus
A. BAKTERI
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik
uniselular, termasuk klas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat
fotosintetik.Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik,
saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas
di alam, dalam tanah,atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur,
dan di laut.Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk
bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu.
Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor
makanan, suhu,dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu
dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur
walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri
berukuran 0,5-10 .Berdasarkan klasifikasi artifisial yang dimuat dalam buku
“Bergey’s manual of determinative bacteriology” tahun 1974, bakteri
diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Dalam
buku ini juga terdapat kunci determinasi untuk mengklasifikasikan isolat bakteri
yang baru ditemukan. Menurut Bergey’s manual,bakteri dibagi menjadi 1 kelompok
(grup), dengan Cyanobacteria pada grup 20.Pembagian ini berdasarkan bentuk,
sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut
ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus(Madigan et al., 1995).
B. VIRUS
Virus ukurannya sangat kecil dan dapat
melalui saringan (filter) bakteri. Ukuran virus umumnya 0,01-0,1 . Virus tidak
dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa.Untuk melihat virus diperlukan mikroskop
elektron.Sifat-sifat virus yang penting antara lain:
1.
Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein (RNA atau DNA)
2.
Untuk reproduksinya hanya memerlukan asam nuklein saja.
3.
Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti mikrobia lainnya
Virus memiliki sifat-sifat khas dan
tidak merupakan jasad yang dapat berdiri sendiri. Virus memperbanyak diri dalam
sel jasad inang (parasit obligat) dan menyebabkan sel-sel itu mati. Sel inang
adalah sel manusia, hewan, tumbuhan, atau pada jasad renik yang lain. Sel jasad
yang ditumpangi virus dan mati itu akan mempengaruhi sel-sel sehat yang ada
didekatnya, dan karenanya dapat mengganggu seluruh kompleks sel (becak-becak
daun, becak-becak nekrotik dan sebagainya.
VIRUS TUMBUHAN
Virus tumbuhan pada umumnya masuk ke
dalam sel melalui luka, jadi tidak dapat menerobos secara aktif. Sebagai tanda
penyerangannya ialah adanya becakbecak nekrotik di sekitar luka primer. Dalam
alam virus tumbuhan disebarkan dengan pertolongan hewan serangga vektor atau
dengan cara lain, misalnya tanaman Cuscuta dengan haustorianya juga memindahkan
virus melalui sistem jaringan angkutannya(buluh-buluh pengangkutan).Banyak
jenis virus yang memperbanyak diri terlebih dahulu di dalam tractus digestivus
hewan-hewan vektornya. Setelah masa inkubasi tertentu dapat menyebabkan infeksi
pada tumbuh-tumbuhan lagi. Virus semacam itu dikenal sebagai virus yang
persisten. Virus yang nonpersisten dapat segera ditularkan dengan gigitan (sengatan)
serangga (hewan).Virus tumbuhan yang telah banyak dipelajari adalah TMV
(Tobacco Mozaic Virus = Virus Mozaik Tembakau). Bahan genetik virus ini ialah
RNA(Madigan et
al., 1995).
BENTUK VIRUS
Suatu virion terdiri atas bahan genetik
(RNA atau DNA) yang diselubungi oleh selubung protein. Selubung protein ini
disebut kapsid. Asan nuklein yang diselubungi kapsid disebut nukleokapsid.
Nukleokapsid dapat telanjang misalnya pada TMV (Tobacco Mozaik Virus yang
menyebabkan penyakit becak daun), Adenovirus dan virus kutil(Warzervirus); atau
diselubungi oleh suatu membran pembungkus misalnya pada virus influenza, virus
herpes. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer(misalnya pada
TMV dapat terdiri atas hanya satu rantaian polipeptida, juga dapat terdiri atas
protein monomer-protein monomer yang identik yang masing-masing terdiri atas rantaian
polipeptida). Pada dasarnya kapsid terdiri atas banyak satuan-satuan dasar yang
identik. Pada umumnya kapsid tersusun simetris. Pada TMV (suatu virus yang berbentuk
batang) kapsomernya tersusun dalam bentuk anak tangga uliran spiral.Bentuk
dasar virus adalah yang bulat, silindris, kubus, polihedral, seperti huruf T,
dan lain-lain.
BAKTERIOPHAGE (VIRUS
YANG MENYERANG BAKTERI)
Virus pada bakteri coli (T-phage)
terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kepala yang berbentuk heksagonal dan
bagian ekornya. Bentuk demikian itu hanya dapat dilihat pada pengamatan dengan
mikroskop elektron. Bagian kepala terdiri atas bagian utama yang bagian
pusatnya terdiri atas DNA; sedang bagian luarnya merupakan selubung protein
yang berfungsi sebagai pelindung. Bagian ekornya berupa tubus yang mempunyai
sumbat, selain itu dilengkapi pula dengan serabut ekor. Bakteri yang terserang
bakteriofag akan lisis.Untuk mendapatkan gambaran tentang siklus hidup
bakteriofag, perlu ditinjau tingkatan-tingkatan yang terjadi pada waktu phage
menyerang bakteri:
a.
Pada permulaannya phage melekat dengan bagian ekornya pada bagian tertentu dari
sel (fase adsorpsi phage pada sel) .
b.
DNA phage dimasukkan ke dalam sel melalui tubus ekornya, DNA phage merusak DNA
bakteri sehingga proses di dalam sel dikendalikan oleh DNA phage, kemudian akan
terbentuk protein (selubung) phage dan DNA phage yang baru (fase perkembangan
phage).
c.
Fase yang terakhir ialah keluarnya partikel-partikel virus (bekteriophage) dari
sel. Sel bakteri mengalami lisis (bakteriolisis/ fase pembebasan phage).Ada
beberapa virus yang ukurannya sangat kecil, dan hanya tersusun dari beberapa
asam nukleat saja. Virus yang sangat sederhana ini disebut viroid. Sekarang telah
ditemukan juga jasad hidup yang susunan kimianya hanya terdiri dari beberapa molekul
protein, jasad ini disebut prion.
2.5
Jamur
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk
divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut
juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut
jamur :
(a)
mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur
yang dapat dimakan,
(b)
mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu
jamur bersel satu.Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau
sel tunggal,multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil,
dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur
bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa
organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik).Habitat
(tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau
bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.
A. Morfologi Jamur
Benang
Jamur
benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut miselium.
Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benan tunggal.
Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut thallus.Berdasarkan
fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa
fertil adalah hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau
spora-spora.Apabila hifa tersebut arah pertumbuhannya keluar dari media disebut
hifa udara. Hifa vegetatif adalah hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan
dari substrat.Berdasarkan bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa,
yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa yang tidak bersepta merupakan
ciri jamur yang termasuk Phycomycetes (Jamur tingkat rendah). Hifa ini
merupakan sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan
banyak inti (soenositik).Hifa yang bersepta merupakan ciri dari jamur tingkat
tinggi, atau yang termasuk Eumycetes
(Schlegel, H.G., 1986).
2.6
Pengenceran
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika
kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,
1990).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
2.7
Pengertian Sterilisasi
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom,
panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.Pematian mikroorganisme mendasari
metode kerja mikrobiologik dan pengawetan bahan makanan, sehingga diperlukan
pembahasan lebih lanjut. Pembebasan sesuatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium
istirahatnya disebut sterilisasi. Mikroorganisme mempunyai kerentanan berbeda
terhadap bahan-bahan yang digunakan untuk mematikannya. Terdapat perbedaan
antar jenis tergantung dari kadar air dan pH lingkungan, dan dari umur sel atau
spora dan seterusnya. Kecepatan pematian atau pemusnahan yang ekspoensial tidak
hanya tergantung dari jenis mikroorganisme saja tetapi dari berbagai kondisi
lingkungan. Sebagai ganti kecepatan ini, sebagai kriteria terjadi peristiwa
pematian pada kondisi tertentu dan populasi tertentu digunakan niai D, yaitu
waktu yang diperlukan untuk pematian 90% dari sel, juga disebut masa reduksi
desimal (Schlegel dan Schmidt, 1994).
Sterilisasi atau pasteurisasi dicapai dengan
menggunakan pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran atau
bahan-bahan kimia (Salle, 1973).
Pada pemanasan lembab, sel-sel bakteri atau
fungi sudah dimatikan pada suhu 600C dalam waktu 5–10 menit. Spora
ragi fungi baru mati diatas 800C dan spora bakteri baru mati diatas
1200C selama 15 menit.
2.8
Pembuatan Media
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus
mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan
mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul
yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk
hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,
2008).
2.9
Isolasi dan Penanaman Mikrobia
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru meminta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan
agar semua alat-alat yang ada sangkut paut dengan medium dan pekerjaan
inokulasi itu benar-benar steril untuk menghindari kontaminasi, yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan (Pelczar, Michael J, 1986).
Sebagaimana metode streak culture
(piaraan lempengan) pada cara penanaman mikrobia, yaitu dengan menggoreskan ose
penginokulasi yang penuh biakan campuran pada permukaan cawan Petri steril,
berisi media agar steril yang telah pada. Ada bebrapa metode penggoresan yang
berbeda, namun kesemua metose bertujuan untuk meletakkan sebagian besar
organisme pada bebrapa goresan pertama dan menyisakan bahan individual yang
cukup terpisah ini akan tumbuh menjadi koloni-koloni bakteri yang saling
terpisah satu sama lain. Jadi goresan yang penting untuk diamati pada metode
streak plate adalah goresan terakhir, karena dari goresan terakhir didapatkan
koloni dari sel tunggal yang benar-benar murni (tidak tercampur spesies lain)
yang mudah untuk dipindahkan ke medium steril lain yang berfungsi sebagai media
biakan murni sel tunggal yang diperoleh.
2.10
Sinularia sp.
Jari Sinularia
Karang Kulit juga disebut sebagai Coral Finger Kulit Tipis, atau menonjol
Karang Finger Kulit, dan biasanya warna cokelat atau cokelat. Dengan lebih dari
100 spesies yang berbeda dalam genus, sangat sulit untuk mengidentifikasi
spesies yang tepat karena ada begitu banyak variasi bahkan dalam spesies. Hal
ini erat terkait dengan kedua Alcyonium dan genera Cladiella.
Perilakunya
digambarkan sebagai semi-agresif, sehingga ruang yang memadai harus disediakan
antara itu dan karang lain dalam sistem terumbu. Hal ini dapat menjadi racun bagi
beberapa spesies karang keras, sehingga perawatan harus dilakukan ketika
ditambahkan ke akuarium karang, dengan mempertimbangkan penempatan dan ukuran
relatif terhadap ukuran akuarium. Pemeliharaan dalam akuarium karang sangat
mudah, membuat Finger Sinularia Kulit Karang merupakan karang yang
sangat baik untuk pemula hingga pakar aquarist karang. Ini akan membutuhkan
pencahayaan menengah sampai tinggi dikombinasikan dengan media gerakan air yang
kuat. Untuk kesehatan yang baik, juga akan memerlukan penambahan yodium,
strontium, dan elemen lainnya ke dalam air.
BAB III
MATERI METODE
3.1
Waktu
dan Tempat
Hari, tanggal : Selasa , 22 November 2011
Waktu :
17.00-20.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas
Diponegoro, Semarang
3.2
Alat dan Bahan
·
Sterilisasi
Nama Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
Autoklaf
|
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C,
15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
|
Bunsen
|
untuk menciptakan
kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau
yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api
yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan
bakar gas atau methanol
|
Membran Filter
|
Sebagai penyaring.
|
Oven
|
merupakan alat
sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi mensterilisasi
alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah
menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
|
Disinfektan
|
Untuk mensterilkan
meja kerja dari mikroba dari udara.
|
·
Pengenceran
Nama Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
Tabung Reaksi
|
Untuk
menngencerkan larutan
|
Pengaduk
|
Untuk mengaduk
larutan
|
Bunsen
|
Untuk
mensterilkan wilayah kerja
|
Pipet Mikro
|
Untuk
mengambil hasil pengenceran
|
Sampel Air Laut
|
Untuk sampel
bakteri
|
·
Isolasi
Nama Alat dam Bahan
|
Kegunaan
|
Tabung Reaksi
|
Untuk tempat sampel
|
Cawan Petri
|
Untuk tempat meletakkan sampel
|
Bunsen
|
Untuk menjaga kestrilan
|
Batang Pengaduk
|
Untuk mengaduk sampel agar tidak
terlalu menumpuk
|
Plastik Wrap
|
Untuk membungkus cawan petri
|
Spreader
|
Untuk meratakan bakteri
|
Spatula
|
Untuk mengambil bakteri
|
|
|
·
Pengamatan
Sinularia sp.
Nama Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
Cawan Petri
|
Tempat sampel yang udah diisolasi
|
Plastic Wrap
|
Untuk membungkus cawan petri
ketika sudah diamati
|
Alat Penghitung
|
Untuk menghitung koloni bakteri
yang ada dalam cawan petri
|
Alat Tulis
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
|
3.3
Cara Kerja
·
Sterilisasi
Adapun cara kerja dalam praktikun acara ketiga ini adalah :
ü
Menggambar alat-alat sterilisasi secara skematis.
ü
Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing alat sterilisasi.
ü
Menjelaskan kegunaan dari masing-masing alat sterilisasi.
ü
Menjelaskan cara pengoperasian alat-alat sterilisasi.
·
Pembuatan Media
ü Masukkan 0,25 gr Pepton,0,5 gr
Yeast,1,5gr Bacto Agar.
ü Tambahkan air laut 100ml kedalam gelas ukur.
ü Diamkan selama 24 jam.
·
Pengenceran
Adapun
cara kerja dalam pengenceran ini adalah :
ü Tabung reaksi disiapkan yang
steril.
ü Tabung reaksi diisikan dengan
sampel air laut steril sebannyak 10 ml.
ü Inokulasi bakteri dengan
menggunakan pipet mikro atau jarum ose sebanyak 200 mikron.
ü Bakteri tadi dimasukkan dalam
tabung reaksi yang berisi air laut steril.
ü Tabung reaksi digojog agar
bakterinya merata.
ü Tabung reaksi yang pertama
dijadikan sebagai pengenceran awal.
ü Untuk tabung reaksi
selanjutnya , hasil pengenceran pertama dijadikan patokan untuk konsentrasi 10-1
sampai 10-5.
ü Hasil pengenceran awal diambil
10 % ,lalu untuk tabung yang lain dimasukkan air laut steril sebanyak yang
kurang dari 10% tadi.
·
Isolasi
Adapun cara kerja dari isolasi ini adalah :
ü Dari tabung reaksi pengenceran
tadi, tuangkan kedalam cawan petri dengan tetap di dekat bunsen.
ü Spreader yang sudah steril
diambil dan digunakan untuk penyebaran bakteri.
ü Lalu cawan petri dibungkus
dengan plastik wrap dengan rapat selama 4 hari pada suhu kamar.
·
Pengamatan Sinularia
sp.
Adapun
cara kerja dari pengamatan Sinularia sp.
Ini adalah :
ü Pengamatan dilakukan keesokan
harinya dengan membuka plastik wrapnya terlebih dahulu.
ü Hasil pengamatan difoto dan
dihitung perhari selama 2 kali.
ü Bungkus lagu cawan petri
dengan plastik wrap.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Pengenceran
Langkah pertama dalam pengenceran
adalah pembuatan media. Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
Komposisi
Media Zobell Padat :
a.
Pepton 0,25 gram
b.
Yeast 0,05 gram
c.
Agar 1,5 gram
d.
Air Laut 100 mL
Komposisi
Media Zobell Cair :
a. Pepton 0,0625 gram
b. Yeast 0,0125 gram
c. Air
Laut 25 mL
Cara kerja:
1. Menimbang
semua bahan dengan timbangan anlitik. Caranya bahan diletakkan pada alumunium
foil yang terdapat di atas timbangan analitik
2. Mengukur
air laut steril sebanyak 100 mL untuk media Zobell padat dan 25 mL untuk media
Zobell cair.
3. Mencampurkan
bahan dan air dan memasukkan pada erlenmeyer 100 mL untuk media padatt dan
erlenmeyer 25 mL untuk media cair.
4. Memasukkan
semua bahan diatas kompor sambil diaduk-aduk.
5. Setelah
keluar buih atau gelembung yang menandakan akan mendidih, jangan sampai
mendidih.
6. Untuk
media padat langsung ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil.
7. Untuk
media cair dipindahkan ke tabung reaksi sebanyak 5 tabung, masing-masing 5 mL,
4,5 mL, 4,5 mL, 4,5 mL dan 4,5 mL.
8. Semua
tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan kelima tabung digabungkan
dan ditutup dengan menggunakan alumunium foil dan diikat dengan karet, kemudian
dimasukkan ke autoclave.
Langkah
selanjutnya adalah sterilisasi media dengan menggunakan autoclave. Langkahnya
sebagai berikut:
1. Meletakkan
autoclave diatas kompor
2. Memasukkan
media ke dalam autoclave
3. Menutup
autoclave sampai terdengar bunyi “klik”
4. menghidupkan
api kompor dan tunggu hingga suhu mencapai 1210C
5. Setelah
suhu 1210C, sterilisasi media hingga 15 menit
6. Setelah
15 menit matikan api kompor dan buka klep autoclave
7. Tunggu
hingga suhu 00C dan tunggu lagi hingga 5 menit
8. Media
diambil dan sterilisasi telah selesai
4.1.2
Isolasi
/ Penanaman Bakteri
Cara kerja:
1. Jarum
ose dibakar dengan bunsen sampai jarum ose kemerah-merahan
2. Mengambil
bakteri Sarcophyton dengan jarum ose
3. Menanam
bakteri di media 100 untuk tempat sampel pertama kali bakteri
ditanam, tabung reaksi dikocok-kocok
4. Mengambil
10 % dari media 100 (4 ml) yaitu sebesar 400μm, kemudian ditanam
pada media 10-1, 10-2 , 10-3 dan 10-4,
tabung reaksi tetap dikocok-kocok
5. Memasukkan
media cair ke media padat dengan metode spreader
6. Mengambil
100 μm bakteri dari media cair menggunakan mikropipet lalu dimasukkan ke media
padat
7. Spreader
disemprot dengan alkohol dan dibakar dengan bunsen. Kemudian meratakan bakteri
yang ada dimedia padat menggunakan spraader
8. Untuk
setiap langkah harus selalu dekat dengan api bunsen agar tetap steril
4.1.3
Pengamatan
1. Pengamatan
1 x 24 jam
Gambar Kamera :
Keterangan :
-
Koloni bakteri belum
jelas terlihat
-
Masih terlihat
samar-samar apakah itu koloni bakteri atau jamur
2. Pengamatan
2 x 24 jam
Gambar Kamera :
Keterangan :
-
Jumlah koloni pada
media zobell padat adalah 493 koloni bakteri.
-
Persebaran koloni
bakteri tidak merata
-
Terdapat jamur
-
Warna dari bakteri
adalah putih
-
Ukurannya koloni
bakteri kecil-kecil
-
Bentuk koloni bakteri
circular
-
Bentuk elevasi koloni
bakteri flat
4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengenceran
Metode
pengenceran yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengenceran
bertingkat. Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya
atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba
dalam sampel digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama
dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel
mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Pada media 10 0
adalah tempat penanaman bakteri pertama kali dan media 10 0 belum
diencerkan. Sedangkan media 10-1,
10-2 , 10-3, 10-4 sudah diencerkan, dimana
semakin encer konsentrasi air laut maka keberadaan bakteri semakin sedikit dan
jarang.
4.2.2
Isolasi
/ Penanaman Bakteri
Pada
isolasi/penanam bakteri teknik yang dipakai adalah cara pengenceran. Caranya
adalah dengan mengencerkan suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri.
Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 400μm untuk diencerkan
lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 200μm untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin
juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini
dapat kita jadikan piaraan murni.
Pada penyebaran
di medium padat dilakukan dengan cara penyebaran/spreader. Pada teknik spread
ini hal - hal yang perlu diperhatikan adalah kesterilan alat- alat yang
digunakan kemudian cara menggunakan spread secara benar dimana menggoreskan
sampel bakteri pada permukaan cawan petri dengan perlahan - lahan atau tidak menekannya dengan keras.
Cara teknik spreader yaitu dengan memipetkan
200μm dari tabung reaksi hasil pengenceran dan dibiarkan mengalir ke atas
permukaan agar. Kemudian diratakan dengan menggunakan alat penyebar/ spreader
yang terbuat dari gelkas. Pada teknik ini, sterilisasi alat penyebaran
dilakukan dengan menyemprotkan alkohol pada spreader kemudian dipanaskan
sehingga alkohol terbakar habis, alat penyebaran didinginkan dahulu
sebelum untuk menyebarkan cairan sampel
pada permukaan agar. Penyebaran cairan sampel
dilakukan dengan meratakan bakteri ke seluruh permukaan agar.
4.2.3
Pengamatan
Pengamatan
bakteri dilakukan 2 x 24 jam. Pada pengamatan 1x 24 jam, koloni bakteri belum
jelas terlihat, masih samar-samar anatar koloni bakteri atau jamur. Barulah
setelah 2 x 24 jam koloni bakteri dapat terlihat. Jumlah koloni pada media
zobell padat adalah 493 koloni bakteri, persebaran koloni bakteri tidak merata,
terdapat jamur, warna dari bakteri adalah putih, ukurannya koloni bakteri
kecil-kecil, bentuk koloni bakteri circular dan bentuk elevasi koloni bakteri
flat.
Hasil perbandingan hasil koloni bakteri
selama 2 x 24 jam dari setiap kelompok yaitu sebagai berikut :
a.
Kelompok 1 (100) : 493 koloni bakteri, terdapat jamur
b.
Kelompok 2 (10-1) : 64 koloni bakteri
c.
Kelompok 3 (10-2) : 320 koloni bakteri, tidak terdapat jamur
d.
Kelompok 4 (10-3) : 396 koloni bakteri, tidak terdapat jamur
e.
Kelompok 5 (10-4) : 82 koloni bakteri
Semakin kecil
pangkat maka jumlah koloni bakteri semakin kecil pula. Hal ini dikarenakan
bakteri pada media 10 0 adalah tempat penanaman bakteri pertama kali
dan media 10 0 belum diencerkan. Sedangkan media 10-1, 10-2 , 10-3,
10-4 sudah diencerkan . Sehingga jumlah koloni bakteri secara
otomatis akan semakin berkurang dari media 100 hingga kelompok 10-4,
dimana semakin encer konsentrasi air laut maka keberadaan bakteri semakin
sedikit dan jarang. Tetapi dari hasil praktikum didapatkan, jumlah koloni
bakteri kelompok 2 lebih sedikit dari kelompok 5. Hal ini dimungkinkan terjadinya
kesalahan pada saat melakukan spreader, yaitu saat melakukan spreader tidak
merata sehingga koloni bakteri hanya tumbuh pada beberapa tempat sajabegitu
pula dengan kelompok 3 dan 4. Selain itu, pada kelompok 1, media pada cawan
petri ditumbuhi oleh jamur. Hal ini
terjadi dikarenakan beberapa alasan yaitu pada saat melakukan penanaman tidak steril
karena tidak dekat dengan api bunsen atau juga karena pengaruh adanya parafin.
Parafin disini adalah pengawet dari biakan bakteri murni Srcophyton.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
·
Hasil perbandingan
hasil koloni bakteri selama 2 x 24 jam dari
setiap kelompok yaitu sebagai berikut :
a.
Kelompok 1 (100) : 493 koloni bakteri, terdapat jamur
b.
Kelompok 2 (10-1) : 64 koloni bakteri
c.
Kelompok 3 (10-2) : 320 koloni bakteri, tidak terdapat
jamur
d.
Kelompok 4 (10-3) : 396 koloni bakteri, tidak terdapat jamur
e.
Kelompok 5 (10-4) : 82 koloni bakteri
·
Pada penanaman bakteri, hasil yang didapatkan akan berbeda antara teknik
spread dan pour plate.
·
Sterilisasi dapt di lakukan dengan banyak cara diantaranaya dengan :
autoklaf, Bunsen, alcohol, incubator dan oven.
·
Pengenceran yang dilakukan adalah untuk membuat pertumbuhan bakteri bisa
tumbuh pada tiap media yang komposisinya berbeda dan selanjutnya akan diisolasi.
·
Sama halnya seperti pembuatan media, hasil akan berbeda antara tekhnik
spread dan tekhnik pour plate.
·
Hasil dari beberapa kelompok pasti akan berbeda, karena mungkin dari
beberap langkah yang di jalankan ada yang kurang sempurna mulai dari
pengenceran, penanaman media sampai isolasi.
5.2
Saran
·
Mungkin dari bahan – bahan yang ada di laboratorium lebih di lengkapi
lagi supaya pembuatan media nya bisa bervariasi dengan beberapa bahan.
·
Praktikan di harapkan serius dalam manjalankan praktikum karena dalam
mikrobiologi ini sangat di butuhkan keseriusan dan ketelitian dalam
pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1999.
Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa aksara, Jakarta.
Gunawan, Adi dan
Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.
Khopkar, S. M.
1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Madigan
et al., 1995. Biology of microorganisms, Prentice Hall, Inc., New Jersey.
Schlegel,
H.G., 1986. General microbiology, Cambridge University Press,
Cambridge.
Stanier,
R.Y., E.A. Adelberg, JL.Ingraham, 1980. The Microbial Word, Prentice Hall,
Inc., New Jersey.
Metting,
F.B. (1993). Soil Microbial Ecology.Applications in Agriculture and
Environment Management.Marcel Dekker. Inc. NY
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat
Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Brady, J. E. 1999. Kimia
Universitas Asas dan Struktur. Binarupa aksara, Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004.
Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.