Minggu, 20 November 2011

Laporan Mikro Pengenalan Alat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar  Belakang
Mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mikroorganisme, dimana keberadaan ilmu ini tidak lepas dari dukungan alat – alat laboratorium yang berguna sebagai langkah awal dan sarana utama  dalam mempelajari mikroorganisme. Hal tersebut menjadikan alat – alat laboratorium menjelma menjadi komponen yang utama dalam segala kegiatan pengamatan serta penelitian dalam Mikrobiologi. 
Keterbelakangan pengetahuan dan pengadaan akan alat – alat laboratorium mejadi salah satu faktor utama keterlambatan perkembangan mikrobiologi di negara ini. Di sisi lain rasa haus akan perkembangan Mikrobiologi menuntut agar segera terselenggaranya alat – alat laboratorium yang lengkap dan berkualitas sehingga memudahkan serta melancarkan kegiatan Mikrobiologi, khususnya pada kegiatan praktikum.
Hal tersebut melahirkan suatu pernyataan bahwa perlu adanya sosialisasi akan nama, fungsi dan cara penggunaan alat – alat laboratorium, khususnya alat – alat laboratorium yang mendukung praktikum Mikrobiologi. Maka dengan terlaksananya pengenalan alat – alat laboratorium mikrobiologi bagi para praktikan, diharapkan kegiatan praktikum Mikrobiologi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

1.2         Tujuan
1.       Praktikan  mampu mengetahui jenis – jenis alat, spesifikasi, kegunaan dan cara kerja serta cara mengoperasikan alat – alat yang ada di dalam laboratorium Mikrobiologi.
2.       Praktikan mampu mengetahui komponen – komponen mikroskop dan fungsi masing – masing komponen serta cara pemakaian mikroskop.
3.       Praktikan mampu memahami bermacam – macam teknik sterilisasi.
4.       Praktikan mampu mengoperasikan alat – alat sterilisasi.
5.       Praktikan mampu memahami mengenai bermacam – macam media.
6.       Praktikan mampu membuat media.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pengenalan Alat
A.    Spatula
            Spatula adalah alat ntuk mengaduk media saat pembuatan media untuk menghomogenkan bahan yang digunakan dengan air. Alat ini berbahan stainles stell dan juga gelas kaca sehingga tidak akan karat atau mengalmi korosi.

2.2         Teknik Akseptis
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya.Pemahaman mengenai teknik dasar dalam praktikum mikrobiologi, seperti pengenalan ose serta cara menggunakannya, dan teknik plating sehingga seorang praktikan dapat melakukan praktikum mikrobiologi yang sesuai dengan kaidah serta ketentuan yang berlaku merupakan hal yang terpenting.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar, 1986). Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 1987). Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat beberapa cara yaitu:
1.      Penanaman dengan penggoresan
Cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni.
2.      Penanaman lapangan
Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakteriofage dan uji kepekaan terhadap antibiotik.
3.      Biakan agar tabung
Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk aglutinasi gelas alas.
4.      Biakan tusukan
Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pencairan gelatin dan mempertahankan biakan baru.
5.      Biakan agar tuang
Menunjukan jumlah koloni mikroba hidup yang terdapat pada suspensi.
6.      Biakan cairan
Kegunaannya untuk menunjukan biakan yang banyak dan cepat. Kerugiannya adalah tidak dapat membiat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme.
Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:
1.                  Pengenceran
2.                  Penuangan
3.                  Penggesekan untuk menumbuhkan mikroba anaerob

2.3         Pembuatan Media
Dasar makanan yang paling baik bagi bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisasisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Bentuk, Susunan dan Sifat Media Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar, gelatin dan sebagainya. Dikenal tiga bentuk media :
1.      Media cair (kaldu cair) : tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk bakteri dan ragi.
2.      Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur.
3.      Media semi padat atau semi cair : penambahan zat padat 50%, dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau fakultatif. Susunan media : Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin.
Dapat berbentuk :
1.       Media alami : disusun oleh bahan alami, kentang, dagimg, susus, telur dan lain-lain.
2.       Media sintetik, disusun dari senyawa kimia
3.       Media semi sintetis : media yang disusun berdasarkan campuran bahan alami dan bahan sintetis. Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri terdiri dari pepton, ekstrak daging, NaCl dan aquades. Agar toge untuk pertumbuhan jamur/ ragi dan agar wortel untuk pertumbuhan ragi dan beberapa jenis jamur.
Sifat Media : tujuan lain penggunaan media yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi dan diferemsiasi biakan yang didapat, artinya penggunaan zattertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan. Setiap media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya. Pembagian media berdasarkan sifat :
1.      Media umum, contoh nutrien agar, dan agar kentang dekstrosa.
2.      Media pengaya
   Media selektif
   Media differensial
   Media penguji
   Media perhitungan.
Media yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar.


BAB III

METODELOGI


3.1         Waktu dan Tempat Praktikum
      Hari/Tanggal         : Senin, 3 November 2008
      Waktu                   : 07.00 – 09.00 WIB
      Tempat                 : Laboratorium Terpadu Ilmu Kelautan, Kampus Ilmu
                                         Kelautan, Tembalang.

3.2         Alat dan Bahan
   Alat  :


1.           Cawan petri
2.           Kaca preparat
3.           Labu Erlenmeyer
4.           Spatula
5.           Spatula batang pengaduk
6.           Tabung reaksi
7.           Tabung Durham
8.           Pipet Gondok
9.           Auto clave
10.       Bunsen
11.       Oven
12.       Inkubator
13.       Laminar  air flow
14.       Spray
15.       Jarum Ose
16.       Splider
17.       Bidder
18.       Kompor listrik
19.        Mikroskop
20.       Shaker
21.       Water bath
22.       Timbangan analitik
23.        Shaker
24.       Mikro pipet



   Bahan          :
1.           Aquades
2.           Alkohol
3.           Sampel bakteri
4.           Media agar miring

3.3         Cara Kerja
3.3.1 Pengenalan Alat
1.                   Alat – alat gelas    :
   Siapkan alat – alat laboratorium yang terbuat dari gelas.
   Lakukan pengamatan dan penggunaan alat – alat tersebut sesuai dengan petunjuk para asisten praktikum.
   Gambar dan sebutkan fungsinya pada laporan sementara
2.                   Alat – alat sterilisasi         :
   Siapkan alat – alat sterilisasi.
   Lakukan pengamatan dan penggunaan alat – alat tersebut sesuai dengan petunjuk para asisten praktikum.Gambar dan sebutkan fungsinya pada laporan sementara.
3.                   Alat – alat inokulasi         :
   Siapkan alat – alat inokulasi.
   Lakukan pengamatan dan penggunaan alat – alat tersebut sesuai dengan petunjuk para asisten praktikum.
   Gambar dan sebutkan fungsinya pada laporan sementara.
4.                   Alat – alat lain      :
   Siapkan alat – alat lain.
   Lakukan pengamatan dan penggunaan alat – alat tersebut sesuai dengan petunjuk para asisten praktikum.
   Gambar dan sebutkan fungsinya pada laporan sementara.

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1         HASIL
4.1.1. Alat – Alat Gelas
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Tabung Reaksi





Untuk mengkultur bakteri
2.
Tabung Durham





Untuk mengetahui respirasi bakteri
4.
Labu Erlenmeyer






Wadah untuk pembuatan media bakteri
5.
Cawan Petri



Untuk mengkultur bakteri khusus media padat
6.
Pipet Tetes




Untuk mengambil media cair
7.
Pipet micro
Mengambil microba
8.

Spatula





Untuk mengaduk media saat pembuatan media untuk menghomogenkan bahan yang digunakan dengan air
9.
Pippet Gondok

Untuk mengambil media cair
10.
Gelas ukur


Untuk mengambil/mengukur media cair yang akan digunakan
11.
Gelas Beker

Tempat media cair


4.1.2. Alat – Alat Sterilisasi                                                                                               
1.
Laminar Air Flow

        
Alat sterilisasi yang membantu kerja dalam praktikum mikrobiologi
2.
Sentrifuge

    


3.
Inkubator

         

  • Untuk sterilisasi media kering
  • Mempercepat pertumbuhan bakteri
4.
Water bath




Mereaksikan reaksi kimia dalam suhu tinggi untuk mempercepat pertumbuhan bakteri
5.
Oven

     
Mengurangi kadar air setelah sterilisasi
6.



Bunsen




Menciptakan daerah yang steril di sekitar tempat kerja praktikum



4.1.3. Alat – Alat Inokulasi
1
Jarum Ose





Untuk menanam bakteri ke dalam media dengan cara menggores
2
Spreader




Untuk menanam bakteri dengan cara meratakan

3
Auto clave
Mensterilisasi baik media maupun alat dengan metode basah


4.1.4. Alat – Alat Lain
1.
Shaker

   

untuk menghasilkan sensasi guncangan pada bakteri yang dikultur sehingga dapat memicu pertumbuhan bakteri
2.
Bleader




untuk memudahkan dalam meratakan bakteri
3.
Timbangan Analitik




Menimbang media







4.









Mikroskop

    







Membantu dalam pengamatan bakteri dengan perbesaran yang kita inginkan
5.



Hot plate
  
  

Memanaskan objek media
6.
Colony Counter


Menghitung microba

4.1.5. Pembuatan Media
   Pembuatan dengan zobell’s 2216 e medium
·       Pepton                                     0.5 gram
·       Ekstrak yeast                           0.1 gram
·       Fe PO4                                     0. 001 gram
·       Agar                                        1. 51 gram
·       Agar Seawater                                    sampai 100 ml
·       pH                                           7. 5 – 7. 8
   Menggunakan media Na / Natirum agar untuk pertumbuhan bakteri. Media berfungsi sebagai nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri pada saat kultur.
   Pada pembuatan media dilakukan pemanasan di atas kompor listrik, dengan tujuan media dapat bercampur secara homogen.
   Untuk menuangkan media pada cawan petri diusahakan media merata dengan permukaan cawan petri yang dilakukan di sekitar Bunsen sehingga dalam kondisi yang steril. Setelah beberapa saat, cawan petri yang sudah berisi media di letakkan secara terbalik dimana posisi cover berada di bagian bawah sedangkan bottom di atas. Hal tersebut bertujuan agar uap air pada cawan petri hilang dan tidak mengganggu media di dalamnya kemudian setelah beberapa saat, media pun siap untuk digunakan untuk kultur. 

4.2         PEMBAHASAN
4.2.1. Alat – Alat Gelas
1. Cawan petri, berfungsi sebagai tempat kultur bakteri. Alat ini berwarna bening bertujuan agar media/ bakteri yang kita amati dapat terlihat dengan jelas. Cawan petri terdiri dari dua bagian dimana bagian yang besar dinamakan cover sedangkan bagian yang kecil dinamakan bottom. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam kondisi steril, proses sterilisasi sendiri dapat dilakukan baik dengan cara teknik basah maupun teknik kering, hal ini bertujuan supaya pada cawan petri tidak terdapat bakteri sehingga saat melakukan percobaan tidak terjadi kontaminasi.
2. Tabung reaksi, berfungsi sebagai tempat penanaman kultur dimana bakteri sudah dalam bentuk koloni dan sudah dalam kondisi yang steril. Alat ini berbentuk pipa berbahan kaca yang berukuran ± 10-15cm. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam suasana dan kondisi steril. Adapun untuk melakukan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara teknik basah ataupun teknik kering serta melakukan segala aktifitas di sekitar Bunsen.
3. Tabung Durham, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui respirasi bakteri. Tabung ini berbahan kaca bening dan berukuran kecil ± 3-5cm. Adapun cara pengoperasiannya yaitu, tabung Durham yang terlebih dahulu sudah dalam kondisi steril dimasukkan suatu larutan ,  kemudian tabung tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sebelumnya sudah dalam keadaan steril dan telah diisi oleh suatu cairan dimana posisi tabung Durham terbalik yaitu mulut tabung Durham berada di bawah. Ciri bahwa bakteri melakukan respirasi adalah ketika tabung Durham mengeluiarkan gelembung-gelembung kecil.
4.  Spatula, berfungsi sebagai alat untuk mengambil bahan–bahan media. Alat ini berbahan kaca dan logam alumunium. Dalam penggunaannya alat ini harus selalu dalam suasana dan kondisi steril serta berada dalam lingkungan yang steril karena digunakan untuk mengambil bahan–bahan media kultur. Adapun untuk melakukan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara teknik basah ataupun teknik kering serta melakukan segala aktifitas di sekitar Bunsen.
5. Batang pengaduk, berfungsi sebagai alat untuk mengaduk media agar menjadi homogen. Alat ini terbuat dari kaca dan berukuran ± 15cm.
6. Pipet Gondok, berfungsi untuk mengambil media dengan takaran atau sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Sebelum alat ini digunakan, keadaan alat ini harus steril, adapun cara pengoperasiannya yaitu alat ini terdiri dari tiga tombol pada bagian gondok yang terbuat dari karet dimana masing–masing tombol memiliki fungsi yang berbeda–beda, antara lain:
a. Tombol yang berada pada percabangan paling atas, berfungsi untuk mengambil media caranya cukup dengan menekan, dengan mengempiskan gondok terlebih dahulu.
b. Tombol yang berada pada percabangan ditengah bagian gondok, berfungsi untuk mengempiskan bagian gondok pipet. Setelah dikempiskan barulah media dapat diambil sesuai dengan takaran yang diinginkan dengan melihat ukuran pada bagian pipa pada pipet.
c. Tombol pada bagian bawah gondok, berfungsi untuk mengeluarkan media, dengan cara menekanya, maka secara otomatis media pada pipet akan keluar dengan sendirinya.
7. Labu Erlenmeyer, berfungsi membantu membuat media kultur. Alat ini berbahan kaca dan memiliki skala, tapi skala ini bukan untuk mengukur.
8. Kaca preparat, berfungsi sebagai tempat bakteri ketika pengecatan gram pada saat pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Alat ini berbahan kaca berbentuk pipih persegi panjang. Dalam penggunaannya bakteri yang siap untuk diamati ataupun siap untuk dicat diletakkan dengan mikro pipet di atas kaca preparat sehingga kaca preparat siap untuk digunakan di bawah mikroskop.
4.2.2. Alat – Alat Sterilisasi
1. Disinfektan adalah alat sterilisasi praktis dan serbaguna yang berisi alkohol 70 %. Dalam penggunaannya alat ini cukup mudah, yaitu dengan menyemprotkan alat ini ke benda, alat – alat laboratorium, tangan praktikan dan meja kerja/lingkungan praktikan yang diyakini terkontaminasi oleh bakteri.
2. Bunsen adalah alat berupa lampu berbahan bakar spirtus yang menghasilkan panas sehingga alat-alat yang berada disekitarnya menjadi steril.. Alat ini mudah cara penggunaannya cukup dengan menyalakan api di ujung sumbunya maka alat ini siap dipakai dalam proses sterilisasi khususnya pada alat – alat laboratorium berbahan baku gelas, sedangkan untuk mematikannya cukup dengan menutup ujung sumbu dengan penutup alat ini.
3. Oven adalah alat untuk mengurangi kadar air alat–alat laboratorium pasca disterilisasi oleh auto clave dengan menggunakan teknik basah. Dalam penggunaannya alat ini cukup mudah, yaitu dengan memasukkan alat–alat laboratorium yang telah disterilisasi dan menutup pintu oven dengan rapat, kemudian tekan tombol ON. Suhu maupun lamanya waktu pengovenan,  dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.  
4. Inkubator adalah alat untuk melakukan sterilisasi alat–alat laboratorium pada saat penanaman bakteri pada suhu 37°C selama satu jam. Alat ini  digunakan dengan metode teknik kering (171° C) , dalam penggunaannya alat ini cukup mudah, yaitu dengan memasukkan alat– alat laboratorium yang telah disterilisasi dan menutup pintu inkubator dengan rapat, kemudian tekan tombol ON. Suhu maupun lamanya waktu proses inkubasi dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
5. Laminar  air flow adalah alat untuk menciptakan suasana steril ketika melakukan aktifitas yang mengharuskan dalam kondisi steril. Alat ini berbentuk balok yang tertutup rapat dan pada satu sisinya terdapat lubang untuk memasukkan alat–alat laboratorium dan pada sisi yang sama terdapat lubang yang dilengkapi dengan sarung tangan.  Dalam penggunaannya alat ini cukup mudah, yaitu dengan memasukkan alat–alat laboratorium yang telah disterilisasi ke dalam salah satu lubang pada alat ini, kemudian kedua tangan praktikan dimasukkan ke dalam sarung tangan yang terdapat pada salah satu sisi Laminar air flow dengan begitu aktifitas di dalam  laminar air flow dapat dikerjakan.
6. Auto clave adalah alat berbentuk ember yang berfungsi untuk sterilisasi dengan teknik basah, kisaran suhu pada alat ini 121°C - 126°C. Alat ini mudah cara penggunaannya, cukup dengan memasukkan alat–alat laboratorium yang ingin disterilisasikan ke dalam alat ini dimana sebelumnya alat–alat laboratorium tersebut sudah dibungkus dengan kertas. Kemudian diisi dengan air dan ditutup rapat–rapat dan dipanaskan di atas kompor ataupun menggunakan listrik hingga beberapa jam.
Pada dasarnya alat–alat disterilitasi bertujuan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan adanya kontaminasi bakteri terhadap alat-alat yang akan digunakan pada saat kultur bakteri. Karena hal ini dapat menimbulkan perubahan komposisi di dalam kultur bakteri sehingga mempengaruhi hasil akhir yang didapat.
Pada alat sterilisasi seperti Auto clave, alat ini memanfaatkan tekanan tinggi dan panas akibat pemanasan oleh api kompor ataupun listrik, untuk menghasilkan kondisi yang steril pada alat–alat laboratorium. Proses sterilisasi dengan alat ini menggunakan air sebagai konduktornya, oleh karena itu sterilisasi dengan alat ini dinamakan teknik sterilisasi basah karena pasca dilakukan sterilisasi, alat – alat laboratorium selain dalam kondisi yang steril alat – alat tersebut juga dalam keadaan basah.  Kemudian pada Bunsen, alat ini menghasilkan radiasi panas di sekitarnya sehingga terbentuklah area steril di sekitarnya dimana mikroorganisme yang berada di sekitarnya akan mati karena radiasi panas yang dihasilkannya.
Pada inkubator, alat ini memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energinya  dan suhu tinggi yang dihasilkannya yaitu sekitar 171°C, dimana waktu yang digunakan minimal satu jam. Setengah jam pertama berfungsi sebagai pemanasan pada alat – alat laboratorium sedangkan setengah jam selanjutnya sebagai sterilisasi pada alat – alat laboratorium. Sterilisasi dengan menggunakan alat ini dikenal dengan tekni sterilisasi kering Karena pasca sterilisasi alat – alat laboratorium selain sudah dalam kondisi yang steril, alat – alat tersebut juga dalam keadaan kering. Pada oven, alat ini meggunakan listrik sebagai sumber energinya dimana menghasilkan panas sesuai ukuran yang diinginkan. Alat ini berfungsi untuk mengurangi kadar air pada alat – alat laboratorium pasca teknik sterilisasi basah.
Kemudian pada laminar air flow, alat ini menghasilkan kondisi yang steril di dalamnya karena tertutup rapat oleh sekat – sekat penutup. Alat ini digunakan ketika melakukan segala aktifitas praktikum yang menuntut sterilisasi di berbagai lininya. Kemudian pada spray, alat ini menghasilkan suatu kondisi yang steril ketika dilakukan penyemprotan terhadap benda apapun, karena mengandung alkohol 70% yang dapat membunuh bakteri. 
4.2.3. Alat – Alat Inokulasi
1. Jarum Ose : alat untuk menanam bakteri, biasanya pada media padat. Adapun pengoperasiannya yaitu jarum Ose digunakan untuk mengambil bakteri pada media padat. Kemudian media padat tersebut dicungkil ketika memang diyakini terdapat koloni bakteri, setelah itu,  digoreskan ke dalam tabung reaksi secara berturut – turut. Dan untuk menjaga kondisi steril alat ini, dalam penggunaannya dipanaskan terlebih dahulu hingga batang besi berwarna adat berwarna merah.
2.  Spreader adalah alat untuk meratakan bakteri pada saat menanam bakteri ketika cawan petri diputar di atas breeder. Adapun dalam pengoperasiannya alat ini harus dalam keadaan steril, salah satu cara agar mendapatkan kondisi yang steril yaitu memanaskan alat ini pada Bunsen.
Pada jarum ose, alat ini terbuat dari gelas dan kawat dimana bagian gelasnya sebagai genggaman tangan sedangkan bagian kawatnya sebagai penggores pada media. Alat ini digunakan pada saat kultur bakteri yaitu ketika memindahkan bakteri dari cawan petri kemudian menggoreskannya pada tabung reaksi yang sudah disiapkan. Pada prinsipnya aktifitas di atas harus selalu di sekitar Bunsen sehingga dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi oleh bakteri. Kemudian pada spreader, alat ini berperan membantu dalam proses perataan bakteri pada permukaan cawan petri ketika dilakukan pemutaran oleh breeder. 
4.2.4. Alat – Alat Lain
1. Breeder adalah alat yang digunakan saat membantu menanam bakteri dimana cawan petri diletakkan di atasnya kemudian diputar secara manual dengan tangan kemudian dilakukan pemerataan bakteri pada permukaan cawan petri dengan menggunakan splider
2. Kompor listrik adalah alat untuk memanaskan media dimana membantu dalam proses percampuran sehingga media menjadi homogen. Sumber tenaga alat ini adalah listrik dan suhu dapat  ditentukan sedemikian rupa sesuai dengan keinginan.
3. Mikroskop adalah alat untuk mengamati bakteri ataupun mikroorganisme dengan perbesaran yang diinginkan. Alat ini terdiri dari dua lensa optik, yaitu lensa okuler dan lensa binokuler. Sumber cahaya berasal dari lampu berenergi listrik ataupun dari cahaya matahari.
4. Shaker adalah alat untuk menghasilkan sensasi guncangan pada bakteri yang dikultur sehingga dapat memicu pertumbuhan bakteri. Adapun cara pengoperasiaannya cukup dengan menekan tombol yang tersedia maka sensasi guncangan pun terjadi dengan otomatis.
5. Water bath. adalah alat untuk mereaksikan reaksi kimia. Adapun cara  pengoperasiannya cukup dengan memasukkan media cair yang akan dipanaskan ke dalam alat ini kemudian tutup rapat dan mekanisme alat pun mulai diaktifkan. Alat ini membutuhkan listrik dalam pengoperasiaannya.
6. Timbangan analitik adalah alat untuk menimbang bahan – bahan pembuat media terdiri dari beberapa tombol setting seperti tombol zero. Adapun cara  pengoperasiannya, yaitu bahan – bahan pembuat media di letakkan di atas permukaan timbangan, diusahakan ketika penimbangan berlangsung pengaruh dari luar seperti angin diminimalisirkan karena akan berpengaruh terhadap nominal yang akan di tampilakan pada layar.
7. Pipet micro  : alat untuk mengambil kultur yang berukuran mikro dan media cair. Pada ujung mikro pipet terdapat bagian runcing yang terbuat dari plastik yang dinamakan tip agar memudahkan dalam pengambilan media cair dan bakteri yang bersifat mikro. Adapun cara  pengoperasiannya, yaitu mula – mula ditentukan berapa banyak bakteri ataupun media cair  yang akan diambil. Penentuan kuantitas sampel yang diambil dapat ditentukan pada satter yang berada pada bagian tengah pipet. Setelah itu tekan tombol besar yang berada di ujung pipet sekali saja maka secara otomatis sampel akan terambil oleh pipet sesuai dengan kuantitas yang diinginkan. Jika ingin mengeluarkan sampel dari pipet cukup dengan menekan tombol besar pada ujung pipet kuat – kuat hingga habis maka dengan otomatis pula sampel akan keluar dari pipet.      
            Pada intinya alat – alat ini amat berperan pada kegiatan praktikum karena memudahkan kegiatan praktikum. Pada mikroskop, alat ini berperan dalam pengamatan mikroorganisme yang akan dikultur karena terdapat lensa pengamat yang dapat di atur sesuai dengan ukuran sehingga bakteri yang berukuran mikro dapat terlihat jelas.
4.2.5. Pembuatan Media
         Media ini dibuat menggunakan Natrium(Na) Agar, yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan media yaitu pengukuran bahan-bahan pembuat media harus dilakukan secara teliti dan cermat dan kondisi steril pada seluruh alat – alat yang digunakan selama proses pembuatan media ini. Media yang dibuat merupakan media yang tersusun oleh air laut dimana bakteri yang akan dikultur nanti merupakan bakteri air laut. Media yang dihasilkan haruslah homogen, jika terjadi pengendapan, media dipanaskan kembali dan diaduk–aduk beberapa saat hingga media menjadi homogen kembali. Media ini digunakan dengan cara menuangkan kedalam tabung reaksi ataupun kedalam cawan petri, pada taung reaksi media ini akan ditanam miring  sehingga di sebut media miring. Jika pada caawan petri, media hanya ditanam biasa. Setelah media itu ditanam, selanjutay didiamkan agar mengeras dan berbentuk agar. Pada peletakn media di cawan petri jagan sampai terjadi pengembunan. Karena akan mempengaruhi bakteri yang akan ditanam.


























BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


1.       Terdapat kurang lebih 20 alat yang digunakan dalam praktikum
2.       Terdapat 3 media yang digunakan yaitu: zobell, marine yeast, dan marine fungi.
3.       Praktikan dan meja kerja sangatlah penting sehingga harus dalam kondisi steril
4.       Dalam penggunaan alat-alat dan media praktikum haruslah steril
5.       Gunakan perlengkapan praktikum dengan kumplit, seperti masker hingga sarung tangan.
























DAFTAR PUSTAKA


Anonymous, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM bagian Mikrobiologi, Yogyakarta.
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta.
Pelezar, M.J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
www.educational-lab-equipments.com/product (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)
www.uklabs-direct.co.uk/assets/applets (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)
www.indobiogen.or.id/images/alat_otoklaf.jpg (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)
www.mbss.org (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)
www.online-construction-equipment.com (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)
www.dragon-med.com (di ambil pada 20/11/2011 at 22:18  WIB)




Download :  http://www.mediafire.com/?1fb8bk4o3q85qjk